Informasi-Realita.net, BLITAR||
Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso yang akrab disapa Makdhe Rahmat mendatangi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pasca hebohnya berita carut marut lelang proyek jembatan senilai Rp 12,608 miliar.
Wakil Bupati Blitar Rahmat menegaskan, tidak ada yang salah dalam proses pencairan dana hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) jembatan dari BNPB tersebut.
“Dana yang kita dapat dari BNPB sesuai prosedural. Saya beberapa kali datang ke BNPB dengan dinas-dinas terkait untuk koordinasi terkait permohonan anggaran perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana,” terang Makdhe Rahmat melalui berita yang disampaikan melalui pesan singkatnya, pada Kamis (17/08) malam.
Hingga akhirnya disetujui beberapa kali, yaitu pertama tentang rehab rekon rumah warga yang rusak akibat bencana, jumlahnya kurang lebih Rp 20 miliar, tepatnya Kepala Dinas BPBD Pak Ivong yang tahu.
“Saya juga tidak pernah mengintervensi seluruh Kepala Dinas, Wabup Rahmat Santoso menjelaskan kronologis hebohnya berita proyek jembatan muncul berawal dari wawancara yang dilakukan salah satu media pada Jumat (11/08) siang. Saat itu, ada dua pertanyaan yang diajukan, yaitu terkait hasil sidak DPRD di RSUD Ngudi Waluyo dan minimnya serapan anggaran Pemkab Blitar,” jelas Wabup Blitar Rahmat Santoso.
Lanjut Wabup Rahmat, hasil sidak, kata wartawan tersebut, bangunan di Rumah Sakit Ngudi Waluyo harus dibongkar karena tidak sesuai dengan spek dan kualitasnya, ini bukan pertama kali di Rumah Sakit Ngudi Waluyo, karena dirinya tidak paham sehingga minta waktu dan menghubungi dr. Cristine (Kepala Dinas Kesehatan) dan dijawab kewenangannya di bagian lelang.
“Dibagian lelang Pak Iwan itu ya buk, dokter Christine mengiyakan. Maka saya jawab kepada wartawan tersebut, jika sampai lebaran kuda, pembangunan di Blitar tidak akan beres jika Kepala BLP nya tidak diganti,” cerita Wabup Rahmat.
“Kemudian pertanyaan berkembang lagi, kenapa begitu pak? Saya jawab tidak hanya rumah sakit, proyek jembatan yang dananya dari pusat telah cair bulan Desember 2022 sampai sekarang belum dikerjakan, karena diduga lelangnya tidak beres”, ujarnya.
Dijelaskan Wabup Rahmat, sekitar bulan Juni 2023, BNPB memberitahu jika akan melakukan kunjungan ke Kabupaten Blitar terkait progres pembangunan jembatan.
“Lah jembatannya saja belum jadi kok. Ketika itu saya tanya langsung ke Kepala Dinas BPBD Kabupaten Blitar, dijawab sudah bukan kewenangan saya pak, tapi sudah di bagian lelang,” ucap Wabup Blitar Rahmat Santoso menirukan ucapan Kepala BPBD.
“Dari dua kejadian itu, maka saya simpulkan bagian lelang tidak baik-baik saja. Sekali lagi BNPB sudah prosedural dan yang nakal anak buah saya,” tegasnya.
Bukan hanya itu, lanjutnya, banyak lagi laporan-laporan yang mengeluhkan buruknya proses lelang proyek.
“Lantaran jembatan belum juga dibangun, Wabup Rahmat hampir bisa memastikan jika pengerjaannya tidak akan sesuai karena harus selesai pada Desember 2023, ” ujar Makde Rahmat Santoso.
“Mana bisa jembatan selesai dalam waktu empat bulan dam hasilnya bagus sesuai keinginan masyarakat. Kecuali, pembangunan candi Prambanan yang kontraktornya Bandung Bondowoso, bisa membangun seribu candi dalam semalam, itupun masih kurang satu candi,” ujarnya tertawa.
Anehnya, dari penelusuran media di situs lelang LPSE Kabupaten Blitar, diketahui proyek rehabilitasi Jembatan Dawuhan, Kecamatan Kademangan pemenangnya adalah CV Anindhika Pratama yang beralamat di Kota Banda Aceh.
(Tim)