Informasi-Realita.net,BLITAR||
Batik merupakan hasil karya sekaligus warisan bangsa Indonesia dengan perpaduan antara seni dan teknologi. Seiring berjalannya waktu, teknik pembuatan batik juga mengalami perkembangan keberagaman.
Corak ragam batik memiliki makna dan filosofi yang akan terus digali dari berbagai adat istiadat maupun budaya yang berkembang di Indonesia.
Seperti halnya batik dari Desa Tumpang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Bermula di tahun 2019 dari sebuah kelompok ibu- ibu yang diberikan pelatihan oleh pemerintah desa Tumpang dalam program pemberdayaan masyarakat desa.
Batik ‘Selo Putri’,nama yang diberikan oleh dua sosok tokoh masyarakat yang bernama Binti dan Hasanuddin, yang juga suami istri. Menginspirasi dan memberikan sumbangsih untuk desanya.
Kini batik Selo Putri sudah menjadi salah satu produk unggulan UMKM khususnya Desa Tumpang dan Kabupaten Blitar. Hasil karya warga juga tak lepas dari tangan dingin Kepala Desa Tumpang Agus Salim.
Seperti yang dituturkan oleh Hasanuddin salah satu warga yang juga menjadi inspirator terbentuknya nama Selo Putri. Dirinya menceritakan bermula dari tahun 2019, Kepala Desa Tumpang Agus Salim akan memberikan pelatihan kepada masyarakat di desa yang kedepan bisa menjadi penopang kesejahteraan dan ekonomi.
“Bermula di tahun 2019, saat itu Pak Lurah mengajak untuk membuat kelompok ibu-ibu sekitar 20 orang yang akan diberikan pelatihan dan ketrampilan upaya untuk melestarikan keberadaan batik di desa Tumpang agar tetap berjalan dan berkembang,”terangnya kepada awak media, Selasa (4/10/2022).
Pelatihan terus berlanjut dari tahun ke tahun untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan membatik. Tak hanya itu, juga dengan pengaplikasian pewarna, corak serta inovasi dan pemasaran.
“Seperti corak batik ‘Cakra Palah’, yang menjadi ciri khasnya Kabupaten Blitar.Kami juga belajar bagaimana cara pembuatan motif dan pewarnaan. Juga filosofi yang terkandung pada corak serta motifnya,” tutur Hasanuddin yang juga seorang seniman.
Disinggung mengenai nama ‘Selo Putri’ apakah ada makna khusus yang terkandung didalamnya,ia menjelaskan “Selo” dalam bahasa Jawa berarti batu yang keras yang menyimbolkan kekuatan tekad yang kuat, atau juga jeda waktu sedangkan “Putri” adalah singkatan dari dua dusun yang ada di desa Tumpang yaitu Dusun Bedil Putih dan Dusun Tritihrejo.
“Tetapi jika kata Selo disambung dengan Putri bisa memiliki sejuta makna. “Selo Putri” menunjukkan kemauan yang keras seperti batu orang orang di dalamnya,untuk tetap berkarya demi perubahan menuju yang lebih baik untuk kemajuan desa tercinta,”terangnya.
Mengenai pemasaran dirinya juga menjelaskan, untuk saat ini di pasar lokal sudah banyak pesanan,khususnya dari instansi pemerintah daerah serta juga warga lokal. Dan juga menggunakan sosial media.
Untuk lebih memperkenalkan produknya juga turut mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan ikut berpartisipasi dalam pemilihan ajang Raka dan Raki Jatim.
“Pesanan khususnya dari pasar lokal sudah banyak, dan kami juga memasarkan melalui media Instagram, bahkan dari situ kami juga mendapatkan pesanan dari luar kota,”pungkasnya.
Ia juga berharap kedepannya Desa Tumpang menjadi sentra batik di Kabupaten Blitar, dan dari hasil membatik juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Serta menjadi wisata edukasi dalam hal membatik.
Sebagai informasi batik ‘Selo Putri ‘hasil karya warga desa Tumpang sudah memiliki gerai yang terletak di Jalan Singajaya RT 04 RW 04 Desa Tumpang, di situ juga bisa melihat proses pembuatan batik dari warga desa.
Sementara, Kepala Desa Tumpang Agus Salim menyampaikan,dengan pelatihan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan yang diberikan,bukan hanya sekedar slogan saja tapi juga harus bisa memberikan manfaat.Dan bisa menjadi salah satu sumber penghasilan untuk warga masyarakat.
“Dalam hal pemberdayaan masyarakat kami terus melakukan upaya dengan memberikan dukungan baik dari segi dana dan bentuk dukungan lainnya,”terangnya.
(Ati/JK)